Senin, 09 Oktober 2017

Inilah saya bagi keluarga dan kontribusi yang telah, sedang, dan akan saya berikan untuk Indonesia

Oleh : Fadli Ramadhan Pratomo
          Menjadi anak dalam sebuah keluarga mempunyai tanggung jawab tersendiri yang memang sudah menjadi hakikatnya manusia sejak ia dilahirkan. Keluarga merupakan lingkungan pertama yang anak kenal, dan dari keluarga pula anak belajar hal-hal mendasar yang diperlukan oleh anak dalam memenuhi kebutuhan hidup. Saya sebagai anak, sudah melewati tahapan-tahapan itu, sejak kecil saya belajar bagaimana memakai baju yang benar, bagaimana mengikat tali sepatu, bagaimana cara hidup sehat, bagaimana mengatakan hal jujur dan hal lainnya. Saat ini, saya sudah mulai berjalan ke kehidupan dimana saya harus mempraktikkan hidup yang telah diajarkan oleh orang tua kepada saya sejak kecil. Saya tetap menjadi anak, namun perlahan tanggung jawab saya sebagai anak semakin meningkat, jikalau dulu tugas utama saya adalah untuk belajar agar kedua orang tua saya berbangga hati anaknya pintar dan mendapat juara satu pastilah agak berbeda dengan saya yang saat ini sudah menjadi mahasiswa, semuanya harus terbiasa dengan pola pikir dewasa dan bertindak sebagai anak yang sudah dewasa.
            Saya bagi keluarga adalah satu-satunya anak yang dibanggakan karena saya adalah anak tunggal. Menjadi anak tunggal mempunyai tanggung jawab lebih sulit dibandingkan mereka yang mempunyai adik atau kakak. Membahagiakan orang tua dengan cara sederhana di setiap kesempatan yang saya punya, walaupun kesibukan saya saat ini sangat padat, prioritas orang tua tetap terjaga mengingat orang tua saya kini hanya ada mamah saja, ketika bapak saya meninggalkan kami pada tahun 2011. Sejak saat itu, mamah menjadi satu-satunya pelindung bagi saya selain Allah swt.
            Kontribusi untuk negara yang saya cintai ini merupakan tolak ukur bagi saya seberapa dalamnya saya mencintai Indonesia. Memberikan sesuatu atau apa saja yang saya bisa untuk mengubah sedikit ataupun banyak yang bermanfaat bagi orang banyak. Mengikuti organisasi-organisasi para pemuda, mengembangkan diri dengan cara yang positif, tidak membuat kekacauan, berprestasi dan membanggakan orang disekitar juga merupakan pelayanan diri terhadap negara. Berbakti kepada negara tidak mesti dengan hal yang besar, hal sederhana saja sudah cukup untuk mengatakan “Aku cinta Indonesia!”. Misalnya dengan tidak membuang sampah sembarangan, mengajak teman untuk gotong royong membersihkan sampah di sekitar kampus.
            Lebih jauhnya, saya sekarang tergabung dalam organisasi sosial yang disebut Ikatan Remaja Peduli anak yatim alumni SMAN 1 Purwakarta, di lihat dari nama sudah jelas bahwa kami memang alumni SMAN 1 Purwakarta yang cinta kepada anak yatim, setiap tahun kami mengadakan acara santunan dan berbagi kepada anak yatim, tidak hanya sekadar berbagi uang santunan namun lebih jauhnya kami mendidik moral generasi yatim yang berkualitas. Saat ini Ikatan Remaja Peduli Anak Yatim alumni SMAN 1 Purwakarta atau IRP Anak Yatim sedang merencanakan untuk membangun “Rumah Yatim” bagi mereka anak yatim yang tidak mempunyai rumah, ingin mengasah diri, dan kami didik mereka dengan soft skill dan hard skill agar mereka mampu menjadi generasi yatim yang berkualitas. Semoga rencana kami berjalan dengan lancar sampai Rumah Yatim tersebut resmi dibuka. Saya juga menjadi surveyor di IRP Anak Yatim ini, dimana saya mendatangi setiap rumah anak yatim yang disantuni oleh IRP untuk dicek apakah anak yatim tersebut sangat kekurangan dalam hal ekonomi atau tidak, sehingga IRP Anak Yatim akan memberikan santunan setiap bulannya kepada yang membutuhkan selama setahun penuh dengan melalui proses yang berlaku. Dan saya pula yang menyerahkan santunan bulanan tersebut kepada anak yatim yang terpilih.
            Melihat anak yatim bahagia maka saya juga bahagia, karena dulunya saya pun pernah menjadi yatim ketika bapak meninggalkan saya saat kelas 3 SMP. Begitu pedih, sehingga saya tidak mau melihat kesusahan, kesengsaraan anak yatim yang lain bertambah banyak, saya bertekad anak yatim harus sukses, mandiri dan berakhlak baik. Ke depannya saya akan terus berada di IRP Anak Yatim (karena tidak ada batasan usia) sehingga bisa terus bermanfaat bagi anak-anak yatim yang membutuhkan uluran tangan kita yang kelak akan menjadi penerus bangsa Indonesia di masa yang akan datang.

            Saya juga saat ini tergabung dalam UKM KUBUS (Kumpulan Barudak Seni) dimana KUBUS sangat concern terhadap seni yang ada di lingkungan UPI Kampus Daerah Purwakarta. Saat ini saya menjabat sebagai ketua pada UKM tersebut. Hobi yang saya punya mengantarkan saya menjadi ketua KUBUS periode 2017-2018. Hobi bermusik sudah ada sejak SD, saat itu bapak mengajarkan saya begitu kerasnya terhadap musik, sehingga saya benci musik saat SD, tetapi keadaan malah berbalik arah ketika saya masuk di bangku SMP. Saya mencintai musik hingga sekarang. Mengembangkan seni dan budaya pada mahasiswa turut serta berkontribusi dalam melestarikan seni dan budaya Indonesia di lingkungan kampus memberikan saya pengalaman baru. Karena saya kuliah di PGSD yang tentunya akan mengajari anak-anak SD tentang seni dan budaya pula.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar