Rabu, 09 November 2011

Ketika aku dan kesedihan bersatu

Malam adalah ketika sinar rembulan menerangi bumi, dan ketika itu air mata jatuh ke pangkuanku. Saat itu adalah ketika emosi meluap, saat yang menyakitkan dimulai untuk di buang, saat hati ini gundah merasa tak ada ketenangan dalam jiwa, sinar rembulan kini tak menunjukan cahayanya lagi, ia telah meninggalkan kesunyian kala itu, berganti menjadi sang surya menerangi bumi, saat itu tepat sang fajar di ufuk timur, aku masih terpaku dalam kesedihan hari-hariku, mencoba menutupi apa yang slama ini aku pendam adalah hal sulit ketika emosi sudah di ujung tanduk, sementara hati ini terus teriak dalam penatnya rasa. Sulit sebenarnya untuk aku mengungkapkan hal yang sebenarnya hanya akan membuat hati ini tersakiti, bahkan aku juga pernah mengalami hal yang sangat sulit, kehilangan orangtua, ketika melihatnya terbaring kaku aku memang tak mengeluarkan air mata sama sekali, tapi apakah hal yang sama terjadi pada emosi ku saat itu? Jelas tidak, hatiku jelas lebih tersakiti, percuma saja aku nangis di hadapan orangtua ku yang tlah tiada, yang dihadapan ku itu hanyalah tubuh, ia kaku. Ketika alm di masukkan ke dalam kuburnya aku menangis, aku juga tak tahu mengapa bisa terjadi, aku berfikir aku harus jadi anak yang tegar, tapi setegar-tegarnya manusia, sekuatnya aku menahan tangisan juga tetap saja refleks tetap terjadi, aku biarkan meluapkan tangisan itu keluar. Sedih memang, namun apa daya? Aku hanya hamba Tuhan yang tak punya daya jika Allah telah menghendakinya, ikhlas, sabar dan berdo'a. Itulah hal yang seharusnya ku lakukan.

Begitulah kini dan seterusnya harus ku lakukan, sepedih-pedihnya rasa cinta takkan pernah bisa membuatku mati terbunuh olehnya, takkan pernah terjadi! Menurut penelitianku, yang mematikan bukanlah hanya pisau yang sering diasah, bukanlah pisau yang tajam dan berkilau karena masih baru, tetapi bahkan yang lebih tajam dan bisa menyakiti bahkan bisa membnuh adalah "KATA-KATA", kekejaman kata-kata telah dibuktikan adanya, silahkan Anda berfikir sendiri bagaimana bisa hanya dengan lisan bisa menyakiti jiwa hati dan perasaan.

Minggu, 31 Juli 2011

Cara menyetem gitar dengan semau Anda

Yang harus Anda perhatikan dalam menyetem adalah kekuatan senar dan kekencangan tuning key yang Anda pakai untuk gitar Anda, cara ini sudah banyak dilakukan sudah lama sekali, bahkan sebelum saya lahir.
Berikut adalah caranya :

1.Pasanglah senar No.1 pada tuning key No.1 dan putarlah tuning key ke arah yang membuat senar menjadi kencang dan tertarik, usahakan senar 1 ini di putar terus menerus sampai perpikaraan sudah cukup tetapi tidak sampai mentok (Ini bisa membuat senar menjadi gampang putus), jika ini disamakan dengan nada dari keyboard, senar 1 ini berbunyi nada E.
2.Pasang senar No.2 dan putarlah tuning key seperti cara ke satu, jangan terlalu kencang diusahakan lebih kendor dari senar 1. Tekan jari Anda pada fingerboard (Bidang tekan jari) pada kolom 5 senar No.2. Samakan suaranya dengan senar No.1 (Yaitu E).
3.Lakukan hal yang sama dengan cara No.2 . Tekan jari Anda pada fingerboard pada kolom 4 senar No.3. Samakan suaranya dengan senar No. 2 (Yaitu D).
4.Lakukan hal yang sama seperti cara No.2 . Tekan jari Anda pada fingerboard pada kolom 5 senar No.4. Samakan suaranya dengan senar No. 3 (Yaitu G).
5.Lakukan hal yang sama seperti cara No.2. Tekan jari Anda pada fingerboard pada kolom 5 senar No.5. Samakan suaranya dengan senar No. 4 (yaitu A).
6.Lakukan hal yang sama seperti cara No. 2. Tekan jari Anda pada fingerboard pada kolom 5 senar No.6. Samakan suaranya dengan senar NO. 5 (Yaitu E).

Lalu cobalah Anda mainkan dengan chord yang Anda bisa, atau yang paling Anda kenali bunyi nadanya, jika belum sama seperti yang Anda harapkan, terus coba langkah seperti cara-cara di atas.
SELAMAT MENCOBA!

Sabtu, 30 Juli 2011

KENANGAN KITA


Berawal dari tugas yang di berikan oleh guru kesenian untuk mempelajari dan menghapal apa-apa saja tentang gitar, pada saat ini orang-orang mengenalku sebagai salah satu orang yag bisa bermain gitar, maka darai itu salah satu temanku dulu (Tahun 2009 aku dan dia sekelas, tetapi di tahun 2010 aku dan dia menjadi beda kelas). Tapi itu tak terlau berpengaruh pada hubungan kami, aku tetap menganggap dia sbagai teman biasa bahkan aku dan dia sebenanya tak begitu dekat. Namun tugas dari guru kesenian ini membuat kami begitu dekat, bahkan sampai menjadi lebih dekat dan saling curhat satu sama lain.
            Waktu ke waktu smakin berlalu, lama kami menjadi dekat. Hubungan kami dibumbui oleh panggilan-panggilan mesra oleh kami berdua. Aku menikmati saja panggilan yang dia beri untukku, mula mula sih hanya sebatas memanggil “Neng dan Boy”, aku memanggil ia dengan sebutan “Neng” dan dia kepadaku memanggil “Boy”. Yah tak apalah, toh tak ada yang rugi, kami smakin dekat bahkan panggilan diantara kami berubah menjadi “Bebep dan Bebep”. Aku memanggil ia dngan sebutan bebep, begitu juga dia kepadaku.
            Aku tahu ia sedang menyukai temanku (Teman sekelasnya ketika aku dan dia tidak sekelas), aku tahu karna dia yang curhat kepadaku seperti yang sudah aku ceritakan di atas. Hingga saat inipun aku tahu bahwa ia masih mencintainya (Temanku), smakin hari smakin hari pikiranku kacau. Aku jadi sering memikirkan dirinya, aku berpikiran “Ah aku sudah terlanjur kepalang mesra, apa aku jadikan saja ia sebagai kekasihku ya?”
            Pikiran-pikiran seperti itu sering mengganggu pikiran jernihku, suatu hari aku mendapat SMS dari temanku yang lain yang isinya tentang Hari Status Dunia, yang isinya adalah sebagai berikut :
“Hari Status Dunia
Jika hari ini adalah status sedunia, kamu akan jadikan aku sebagai apa?
1.       Sahabat terbaik
2.       Teman
3.       Adik
4.       Kaka
5.       Pacar

Balas ya!”
            Aku diam saja kana itu memang sudah biasa, pada saat itu aku sedang SMS-an dengan dirinya, dan tak tau kenapa dia bilang seperti ini kepadaku, “Kamu nganggap aku sebagai apa kamu sih? Aku ingin tau status kita!”, aku sih hanya terdiam lagi karna bingung mau balas apa. Pikiran untuk menjadikannya kekasih kembali muncul, tapi aku abaikan dan aku balas SMS dia dengan sperti berikut, “Iya, entar aja ya jawabnya kalau aku udah siap!”. Aku memang belum siap untuk menjalani hubungan yang serius dengannya, karna aku tahu pinsip yang ia gunakan dalam hidupnya, slah satunya adalah tidak ingin mempunyai pacar/kekasih dulu sebelum ia benar-benar dewasa atau kuliah atau sudah mendapatkan apa yang ia cita-citakan.