Sabtu, 30 Juli 2011

KENANGAN KITA


Berawal dari tugas yang di berikan oleh guru kesenian untuk mempelajari dan menghapal apa-apa saja tentang gitar, pada saat ini orang-orang mengenalku sebagai salah satu orang yag bisa bermain gitar, maka darai itu salah satu temanku dulu (Tahun 2009 aku dan dia sekelas, tetapi di tahun 2010 aku dan dia menjadi beda kelas). Tapi itu tak terlau berpengaruh pada hubungan kami, aku tetap menganggap dia sbagai teman biasa bahkan aku dan dia sebenanya tak begitu dekat. Namun tugas dari guru kesenian ini membuat kami begitu dekat, bahkan sampai menjadi lebih dekat dan saling curhat satu sama lain.
            Waktu ke waktu smakin berlalu, lama kami menjadi dekat. Hubungan kami dibumbui oleh panggilan-panggilan mesra oleh kami berdua. Aku menikmati saja panggilan yang dia beri untukku, mula mula sih hanya sebatas memanggil “Neng dan Boy”, aku memanggil ia dengan sebutan “Neng” dan dia kepadaku memanggil “Boy”. Yah tak apalah, toh tak ada yang rugi, kami smakin dekat bahkan panggilan diantara kami berubah menjadi “Bebep dan Bebep”. Aku memanggil ia dngan sebutan bebep, begitu juga dia kepadaku.
            Aku tahu ia sedang menyukai temanku (Teman sekelasnya ketika aku dan dia tidak sekelas), aku tahu karna dia yang curhat kepadaku seperti yang sudah aku ceritakan di atas. Hingga saat inipun aku tahu bahwa ia masih mencintainya (Temanku), smakin hari smakin hari pikiranku kacau. Aku jadi sering memikirkan dirinya, aku berpikiran “Ah aku sudah terlanjur kepalang mesra, apa aku jadikan saja ia sebagai kekasihku ya?”
            Pikiran-pikiran seperti itu sering mengganggu pikiran jernihku, suatu hari aku mendapat SMS dari temanku yang lain yang isinya tentang Hari Status Dunia, yang isinya adalah sebagai berikut :
“Hari Status Dunia
Jika hari ini adalah status sedunia, kamu akan jadikan aku sebagai apa?
1.       Sahabat terbaik
2.       Teman
3.       Adik
4.       Kaka
5.       Pacar

Balas ya!”
            Aku diam saja kana itu memang sudah biasa, pada saat itu aku sedang SMS-an dengan dirinya, dan tak tau kenapa dia bilang seperti ini kepadaku, “Kamu nganggap aku sebagai apa kamu sih? Aku ingin tau status kita!”, aku sih hanya terdiam lagi karna bingung mau balas apa. Pikiran untuk menjadikannya kekasih kembali muncul, tapi aku abaikan dan aku balas SMS dia dengan sperti berikut, “Iya, entar aja ya jawabnya kalau aku udah siap!”. Aku memang belum siap untuk menjalani hubungan yang serius dengannya, karna aku tahu pinsip yang ia gunakan dalam hidupnya, slah satunya adalah tidak ingin mempunyai pacar/kekasih dulu sebelum ia benar-benar dewasa atau kuliah atau sudah mendapatkan apa yang ia cita-citakan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar